Selasa, 12 Januari 2010

16. SADRACH DIANGKAT MENJADI RASUL

Dalam situasi sedemikian, ada usaha dari Gereja Negara untuk menganeksasi. Tapi hal ini tidak mungkin terjadi. Jemaat tidak setuju. Karena mereka menganggap bahwa Sadrach adalah nabi dari agama Kristen. Pada saat itu Sadrach dihubungi oleh seorang Tionghoa anggota jemaat Kerasulan bernama Liem Tjhing Kiang yang bertempat tinggal di Magelang, yang mempunyai juga hubungan dengan Mr. Anthing di Batavia.
Seperti telah diuraikan di atas, Mr. Anthing adalah seorang anggota “Het Genootschap voor In-en Uitwendige Zending yang sangat aktif dalam Pemasyhuran Injil kepada bumi putera. Untuk keperluan PI tentulah membutuhkan biaya-biaya, tetapi perkumpulannya di Negeri Belanda tidak dapat memenuhinya. Kemudian ia mengadakan hubungan dengan jemaat-jemaat Kerasulan di London (Inggris). Adapun pendiri jemaat-jemaat Kerasulan di London bernama Eduard Irving, ialah seorang pendeta Gereja Presbyterian di London, yang tidak puas dengan kemerosotan hidup kerohanian gereja pada saat itu. Ia berpendapat bahwa karunia rohani yang istimewa dari Tuhan tidak terbatas hanya pada jaman para Rasul saja, melainkan terus sampai pada hari Tuhan (Kiamat).
Tidak adanya karunia rohani yang istimewa ia dalam gereja disebabkan oleh iman yang tipis, rendah dan tak ada kesucian Gereja. Pendapatnya diperkuat oleh suatu peristiwa kesembuhan Isabela Campell yang telah lama dan berat menderita sakit di Glasgow. Ini dipandang sebagai karunia Roh, banyak orang datang kesana. Anggota jemaat di Glasgow disebut “orang” yang diterangi. Dalam Kebaktian banyak orang yang berbahasa lidah, ini dianggap sebagai karunia roh, demikian pula anggapan Irving, Eduard Irving kemudian memberi ajaran yang menyimpang dan mendirikan gereja di Newman Street. Gerakan ini berpendapat bahwa orde kenabian timbul dalam gereja. Tak lama kemudian adalah seorang nabi telah ditunjuk sebagai Rasul. Jabatan gereja terdiri dari : rasul, nabi, penginjil dan gembala. Pelaksanaannya : Pilihan untuk jabatan tahbisan pertama telah dilakukan pada hari Natal 1832 di kota Albury, hingga tahun 1833 baru ada lima orang rasul. Setelah genap duabelas rasul, mulailah pergerakkannya. Mereka berkumpul di Albury terutama untuk memperdalam pengetahuan Alkitab dan mengatur gerejanya. Kemudian mereka berpencar kepelbagai tempat untuk menjalankan tugas masing-masing dan tiap dua tahun sekali mereka berkumpul. Praktek Kebaktian mereka seperti Yahudi dan Roma Katholik. Perjamuan Suci dilakukan tiap minggu. Kebaktian diadakan tiap hari Minggu dua kali jam 06.00 dan 18.00. Dan jika ada yang melayani, tiap hari diadakan kumpulan doa jam 09.00 dan 15.00. Para rasul berhak membaptiskan orang. Sampai di Nederland-pun mereka telah mendirikan gereja kerasulan, walaupun anggotanya hanya beberapa orang saja. Dalam suatu kebaktian hari Minggu, Mr. Anthing hadir juga disitu. Dalam kebaktian itu ada orang perempuan yang bernubuat bahwa Mr. Anthing hendaknya diangkat menjadi rasul di Indonesia. Nubuat ini diterima oleh Jemaat sebagai yang datang dari Tuhan. Kemudian Mr. Anthing diangkat menjadi Rasul di Indonesia. Dan perempuan tersebut akhirnya dinikah menjadi istrinya.

Setelah mereka berdua kembali ke Batavia, Mr. Anthing memulai dengan usahanya mendirikan gereja kerasulan dan istrinya sebagai nabiah. Sebagai rasul ia membaptiskan orang. Sejak gereja itu didirikan ternyata tak ada persoalan apa-apa, baik dari pihak Pemerintah maupun dari pihak gereja-gereja lain. Ini berarti bahwa gereja Kerasulan itu diakui sah oleh Pemerintah. Tetapi setelah ia meninggal dunia, diantara murid-muridnya banyak yang masuk gereja-gereja Zending. Hubungan antara Mr. Anthing dan Sadrach memang sangat erat. Hati Sadrach sangat terharu ketika mendengar dari Liem Tjhing Kiang bahwa Mr. Anthing gurunya telah meninggal dunia, maka ia berniat mengunjungi kuburannya untuk menyatakan penghormatannya, serta menengok keluarga Anthing dan jemaatnya. Pada suatu hari ia berangkat menuju Batavia bersama Markus dan Yotham Martorejo. Perjumpaan antara Sadrach dan Ny. Anthing mengingatkan kembali pada masa lampau. Sadrach sangat tertarik ketika ia mengikuti kebaktian di jemaat kerasulan, apalagi posisi gereja kerasulan itu bebas. Akhirnya ia mengambil keputusan untuk masuk Kerasulan. Keputusan Sadrach yang sangat menentukan itu memang dapat menimbulkan berbagai tafsiran yang berbeda-beda. Bisa dikatakan kedudukannya daripada mempertimbangkan soal-soal ajaran agama Kristen. Bisa juga ditafsirkan sebagai keputusan untuk mempertahankan pandangannya yang teguh bahwa kekristenan Jawa lain dengan kekristenan Belanda.

Sadrach ditahbiskan menjadi rasul Jawa pada tahun 1899 di Batavia oleh Rasul Hannibal, disaksikan oleh para pembantunya yang setia yaitu Markus dan Yotham. Dengan demikian Sadrach diperbolehkan melayani sakramen-sakramen gerejani: membaptiskan orang dan melayani perjamuan suci. Untuk pertama kali pada tanggal 30 April 1899, ia melayani perjamuan suci di Karangjoso. Jemaat-jemaat yang dibawah pimpinan Sadrach, setelah Sadrach diangkat menjadi Rasul mereka memutuskan hubungan dengan pendeta Adriaanse.

Dengan keputusan Sadrach itu, maka tertutuplah kemungkinan yang dirintis oleh Adriaanse. Kedudukan Sadrach makin kuat, baik keluar maupun ke dalam. Gereja Kerasulan Jawa ini diberi nama Gereja Kerasulan Zebulon. Walaupun secara lahir adalah Jemaat Kerasulan, tetapi dalam prakteknya sehari-hari tetap memakai peraturan-peraturan yang lama yang sudah ditetapkan oleh Sadrach dan Wilhelm. Bedanya ialah sekarang Sakramen-sakramen Gerejani dilayani oleh Sadrach sendiri dan pejabat-pejabat Gerejani ditambah sesuai dengan gereja kerasulan misalnya: Imam, Opzicther, rasul dan sebagainya. Sadrach sebagai rasul jarang berkeliling, tetapi cukup jemaat itu diperintahkan dari Karangjoso saja dibantu oleh Markus dan Yotham. Jaman ini Sadrach dan jemaatnya sungguh-sungguh menikmati kemerdekaan Kristen. Tetapi sayang, dalam kemerdekaan itu sama sekali tidak diisi untuk membangun dan memperluas jemaatnya menurut ajaran Kerasulan. Apa sebabnya ? Mungkin Sadrach sendiri kurang jelas dengan ajaran-ajaran yang baru, atau takut kalau dikatakan orang sebagai tukang merubah peraturan sehingga dalam hal ini membingungkan para pengikutnya. Selama ini tidak ada peristiwa-peristiwa penting, hanya hubungan dengan gereja kerasulan di Batavia tetap berlangsung, juga dengan gereja kerasulan di Cimahi Jawa Barat yang sekarang menjadi pusat Gereja Kerasulan di Indonesia.

(disalin dari Rewriting by Pdt.Immanuel Adi Saputro GKJ Sabda Winedhar)
http://gkjsabdawinedhar.blogspot.com/2009/02/kyai-sadrach.html